Notifikasi :

Incoming article

1. Khusus yang berkaitan dengan ANIME blognya saya pindah ke http://phantoomseed.blogspot.com/

2. Saat ini blog tersebut masih dalam proses perbaikan.

3. jadi masih memerlukan waktu untuk bisa Update anime secara rutin

Home » » Contoh Cerpen

Contoh Cerpen

Unknown | 11/21/2011 09:13:00 AM | 0 komentar
Artikel

Cerpen 1

KESIALAN BERUNTUN

Sore itu aku pulang berkumpul dengan kedua temanku, Angga dan Ayu, didekat lapangan Bulu Tangkis, sedang membicarakan tujuan bersepeda besuk.   
“Khid, Besuk kita mau kemana?, Tanya Ayu
“Aku nggak tahu, kita Tanya Angga saja”, Jawab
“Angga, enaknya besuk kita kemana”, Tanya Ayu
“Kita Tanya Rina dan Fatimah saja”, jawab Angga
“Tetapi Rina dan Fatimah belum datang”, Ujar Ayu
setelah menunggu cukup lama akhirnya Rina dan Fatimah dating.
“Hai teman-teman, gimana klau besuk kita pergi ke Desa Nglajer”, Ujar Fatimah menyampaikan idenya.
“Boleh juga itu, tetapi kau tahu jalannya?”, Tanya Ayu.
“Ya jelas tahulah”, Jawab Fatimah
“Oke, jadi tujuan besuk Desa Nglajer”, kataku.


Keesokan harinya setelah Sholat Subuh kamipun berangkat. Akhirnya setelah 2 jam perjalanan. Kamipun sampai di tujuan, kami berhenti sejenak menikmati udara sejuk. Tiba-tiba ada anjing yang berlari mendekati kami.
“Teman-teman ada anjing berlari kesini, ayo cepat”, Kata Angga
Anjing itu mengejar kami cukup jauh, dan akhirnya anjing itu berhenti.
“Untung saja kita sudah tidak dikejar”, kataku sambil menengok kebelakang
“Awas, ada anak sapi didepanmu”, kata Fatimah memperingatkan aku.
“Aduh sakit”, gerutuku kesakitan menabrak anak sapi
“Kamu Nggak apa-apa kan?”, Tanya Fatimah
“Nggak apa-apa’, Cuma sedikit terkilir”, kataku.
“Hati-hati naik”, kata kakek yang punya anak sapi
“Maaf ya pak?”, kataku sambil tertunduk malu.
Setelah merasa baikan aku dan teman-teman melanjutkan perjalanan pulang, diperjalanan kami melewati daerah persawahan dan didekat jalan ada sungai kecil. Tiba-tiba ditengah persawahan itu pedal sepedaku terlepas. Akupun tidak bias mengendalikan sepeda dan akhirnya akupun jatuh ke sungai.
“Aduh, sial banget sih hari ini, dikejar anjing, menabrak anak sapi, pedal sepeda lepas, dan yang terakhir jatuh ke sungai, aduh sial benar”, gerutuku.
Kamipun segera pulang.
























Cerpen 2

BELUT BERACUN

Di sebuah jembatan beton kecil yang sudah ambrol bagian tengahnya terlihat rizky sedang menunggu  teman-temannya. Sambil mencari ide untuk mengisi liburan. Beberapa saat kemudian muncul  3 orang temannya, Bayu, Eko dan Riyan.
“Hai Rizky”, sapa Riyan
“Hai”, jawab Rizky
 “E, teman-teman gimana kalau kita mencari kegiatan untuk mengisi liburan ini”, Rizky menyampaikan idenya.
“Benar juga itu, aku setuju”, jawab Eko senang.
“Tetapi enaknya Ngapain ya?”, Tanya Riyan meminta pendapat
“Kita mencari belut saja, kemarin aku dengan pak Suradi melihat belut yang cukup bvesar di sawahnya”, kata Bayu.
“Kalau begitu besuk kita berkumpul di rumahku”, Kata Bayu
Lalu mereka semua pulang, sesampainya dirumah Rizky langsung mengambil uang di almarinya, dan bergegas pergi ke toko pertanian.
“Dik, mau beli apa?”, tanya penjaga toko.
“Racun Belut”, jawab Rizky
“Ini dik, harganya Rp. 7.500,-”, tanya penjaga toko.
“Ini pak”, Ujar Rizky memberikan uang
“Dik, takaranya setiap satu petak hanya setengah botol”, tanya penjaga toko menjelaskan kepada Rizky.
“Iya pak”, jawab Rizky
Setelah mendapatkan racun belut itu, ia segera pulang. Keesokan harinya Rizky dan teman-temannya telah berkumpul.
“Teman-temannya kita meminta ijin kepada pak Suradi dulu”, Ajak bayu
Rizky dan teman-temannya, Bayu, Eko dan Riyan segera pergi kerumah pak Suradi, Rizky melihat pak Suradi sedang membelah kayu dibelakang rumah.
“Pak kami mau minta ijin mencari belut ke sawah bapak”, kata Bayu meminta ijin.
“Ya boleh, tetapi jangan memakai racun”, kata pak Suradi
“Baik pak”, kata Bayu
merekapun segera berangkat ke sawah, sesampainya di sawah, mereka lngsung mencari belut. Tanpa sepengetahuan temannya, Rizky membuka aliran air irigasi, dengan keadaan terbuka racun itupun menyebar ke sawah.
Rizky mulai mencari belut ditengah sawah dengan tangan kosong. Sedangkan temannya mencari dipinggir sawah dengan alat pancing belut, jebakan dan, lain-lain.
“Teman-teman aku sudah dapat 6 ekor”, kata Bayu.
“Kalau aku baru dapat 5 ekor”, ujar Eko.
“Aku dapat 9 ekor”, sahut riyan.
“Itu sih masih sedikit, aku sudah dapat 17 ekor”, sahut Rizky.
“Ha, tidak mungkin”, sahut Eko dan Riyan bersamaan
“Kalau tidak percaya, lihat emberku itu”, ujar Rizky

Setelah merasa mendapatkan cukup banyak, mereka pulang dan memasaknya dirumah Bayu, merekapun memasak belut yang sudah dimasak tadi. Setelah kurang lebih 30 menit, sesudah makan mereka merasa mual-mual.
“Aduh perutku sakit”, kata Rizky kesakitan
“Aduh perutku juga sakit”, sahut Bayu, Riyan dan Eko bersamaan

Merekapun segera dibawa ke puskesmas terdekat, Rizky sudah kapok mencari belut dengan racun.


Untuk mendownload file di atas, klik disini 











Cerpen 3
Pencuri Rambutan

          Seperti hari-hari biasanya ketika bel istirahat berbunyi aku dan kedua temanku yaitu Andi dan Ali duduk di bawah pohon beringin sambil bercengkraman.
            “Kurang ajar, sudah tiga hari ini pohon rambutanku yang sedang berbuah lebat di petik orang” Ujar Ali memulai pembicaraan.
            “Untuk apa rambutan itu?” sahutku.
            “Yang jelas rambutan itu di makan. Tampaknya rambutan itu sengaja di petik hanya untuk merusak saja. Buktinya rambutan itu di petik dari tangkainya dan di buang saja ke tanah” Kata Ali.
            “Kita tidak boleh diam saja” sahut Andi.
            “Benar kata Andi kalau di biarkan terus-menerus, ntar bisa habis rambutanmu” kataku sambil mengingatkan Ali.
            “Betul katamu khid, tapi bagaimana caranya?” tanya Ali.
            Tiba-tiba bel tanda selesainya istirahat berbunyi.
            “Kita pikirkan nanti saja.” Kataku sambil berjalan menuju kelas.
            Seperti biasanya kami mengikuti pelajaran dengan tertib. Beberapa jam kemudian terdengar bel tanda pulang sekolah. Sepulang sekolah aku dan Andi berkumpul di rumahnya Ali, Disana kami merancanakan bagaimana cara menangkap perusak pohon rambutan itu.
            “Bagaimana kalau kita buat jebakan disekitar pohon rambutan itu, lalu kita bersembunyi di balik semak-semak. Kita gali memutari pohon rambutan lalu tutup galian itu dengan koran bekas yang diatasnya ditaburi pasir agar tidak terlihat. Sehingga ketika perusak itu terjebak kita segera menyergapnya.” ujar Andi menyampaikan pendapatnya.
            “Bagus sekali idemu.” Kataku sebagai tanda setuju.
            “Aku juga setuju” ujar Ali.
            Karena semua sudah setuju, kami segera membuat jebakan untuk menangkap perusak pohon rambutan itu. Setelah selesai membuat jebakan, aku dan Andi pergi ke rumah. Siang berganti malam, sekitar pukul 22.00 aku dan Andi pergi kerumah Ali, ditengah perjalanan aku melihat paralon bekas. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambilnya.
            “Kenapa kamu membawa peralon bekas itu?” tanya Andi.
            “Hanya untuk berjaga-jaga saja.” Jawabku.
            Setelah samapi di rumah Ali kami segera bersembunyi di balik semak-semak. Tak lama kemudian perusak pohon itu datang sambil membawa kain sarung sebagai penutup muka agar tidak di kenal.
            Setelah beberapa kali melangkah perusak pohon rambutan itu langsung terjebak dan terjatuh, ia langsung berdiri, tapi kami langsung menyergapnya. Tanpa pikir panjang aku langsung memukul jidadanya dengan paralon bekas. Ia tersungkur kesakitan sambil memegang jidatnya, tapi ia langsung berdiri dan lari. Aku, Ali dan Andi segera mengejarnya akan tetapi lariny cepat sekali.
            “Sial, cepat sekali larinya.” Gerutu Andi dan Ali bersamaan sambil terengah-engah karena kelelahan.
            “Sudahlah, kita pulang saja. Dia tidak akan berani lagi merusak rambutanmu.” Kataku.
            Keesokan harinya kami berangkat sekolah seperti biasa-biasanya di kelas aku dan kedua temanku terkejut karena Agung teman kelasku, jidadnya bengkak.
            “Gung! Engkaukah yang aku pukul tadi malam dengan paralon bekas” tanyaku kepada Agung.
            Agung mengangguk perlahan sambil menunduk malu. Aku dan kedua temanku tertawa terbahak-bahak.
Untuk mendownload file di atas, klik disini


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Welcome To My Blog - All Rights Reserved
Template Modify by Wachid Nurrhi
Proudly powered by Blogger